Sunday 2 September 2012

Mengenal Kepribadianku Lebih Dekat (Part III)


Kepribadian manusia itu terbagi ke dalam empat golongan, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan koleris. Keempat golongan tersebut pada dasarnya ada di setiap diri manusia. Namun, di antara keempatnya, ada dua sifat yang mendominasi kepribadian seseorang.

Berdasarkan dua artikel berkaitan sebelumnya (Mengenal Kepribadianku Lebih Dekat Part I dan II), dapat disimpulkan bahwa akulah si cewek melankolis-sanguinis (melankolis ditempatkan lebih dahulu artinya paling mendominasi). Yeah, langsung pada inti artikel ini, aku ingin mengatakan pada Kawan semuanya bahwa akulah si pribadi ‘topeng’.

Di paragraf pertama, kita tahu bahwa di antara empat golongan, hanya dua yang mendominasi karatker seseorang. Nah, berarti kalau dihitung pakai ilmu peluang di  Matematika, maka kemungkinan pasangan yang terjadi adalah sebanyak dua belas pasangan (karena syaratnya tanpa pengulangan dan memperhatikan urutan (bingung? Ya udah deh percaya aja, nggak usah sok-sok dipikirin, hehe…)).

Kata orang, pasangan karakter melankolis-sanguinis seperti yang kupunya adalah jenis kepribadian ‘topeng’. Mengapa topeng? Ya, apabila Kau teliti mengkaji dasar-dasar kemelankolisan dan kesanguinisan, kau pun tentu akan mendapat poin penting bahwa sang melankolis dan sang sanguinis adalah sesuatu yang amat sangat berbeda dan saling bertolak belakang satu sama lain. Ya, di mana saat seharusnya sang melankolis bersifat A, maka sang sanguinis bersifat negasi A. Kemudian, kata orang, dengan bertemunya sifat melankolis dan sifat sanguinis pada diri seseorang, akan mengakibatkan seseorang itu menjadi orang yang sangat unik dan cukup langka (apakah aku benar demikian, Kawan? :O ).

Aku bagaimana dan bagaimana aku, itu terserah yang menilai. Aku sendiri pun bingung sebenarnya dengan diriku sendiri. Ah… terlalu rumit untuk dipahami, apalagi dibahasakan ke dalam tulisan. Yang pasti, yang aku rasakan dengan kemelankolis-sanguinisan yang kupunyai, aku memang memiliki hidup yang kian dramatis, begitu sinetron, amat terasa pahit-manisnya, dan gejolaknya kian timbul-redup naik-turun mengikuti pasang-surut permainan hidup…

Sekian, aku pun bingung, jadi tolong pahami dan sayangi sajalah aku…

No comments:

Post a Comment