Monday 26 November 2012

Survey Iseng bin Asal-asalan yang Membuat Speechless



Rata-rata memang cowok itu ingin sukses dulu lah, selesai kuliah sampai S3 atau mungkin professor lah, ingin membahagiakan orang tua dulu lah, dll. Berangkat dari kenyataan tersebut, aku pun terdorong untuk mencari-cari argumen yang bervariasi dari para cowok. Akhirnya, suatu hari aku pun iseng mengadakan survey asal-asalan pada sahabat-sahabat cowok di sekitarku. Surveynya berupa ngobrol-ngobrol aja sih. Dan aku pun terkesima pada jawaban milik salah satu dari mereka. Sebut saja dia Mr. X.

Aku langsung menanyakan pertanyaan pertama,
Aku     : “Mau nikah umur berapa?”
Mr. X  : “Berapa aja, asalkan udah mandiri dari orang tua.”
Wow, ternyata dia berani juga! Salut deh sama jawabannya! Ternyata bagi si Mr. X, umur bukanlah perkara. Kalau umur 22 dia sudah mapan, ya dia mau-mau saja menikah kalau dia menginginkannya.

Berangkat dari kenyataan bahwa rata-rata cowok melihat kesan pertama seorang cewek adalah melalui fisiknya, aku pun melanjutkan pada pertanyaan kedua,
Aku     : “Tipe cewek yang disukain yang kayak gimana?”
Mr. X  : “Intinya yang penting sifatnya yang baik-baik, kalo cantik fisik itu nggak wajib, itu sih poin plus-plus. Kalau cowok ngeliat cewek dari fisiknya, itu sih udah kodrat. Maksudnya, misal aku lagi jalan-jalan ke BEC terus di depan aku ada cewek cantik pake rok mini. Mungkin aku bakal tertarik di awal doang, sekilas, tapi bukan berarti suka. Aku kan nggak tau si cewek itu hatinya kayak gimana. Yang penting itu cantik hatinya. Makanya tau sendiri, kan, kenapa aurat harus ditutupin? Untuk tau dia aslinya baik atau enggak, ya kita sebagai cowok harus berinteraksi…”
Okeeeee… jawaban si Mr. X ternyata membuat aku kehabisan kata-kata untuk menanggapinya. 

Berlatar belakang kekhawatiran setiap wanita manapun di dunia ini akan alam rahim yang begitu misterius, kulanjutkan pada pertanyaan terakhir yang paling penting,
Aku     : “Kalau kamu udah sayang dan yakin buat menikahi seorang cewek, terus ceritanya udah nikah nih, eh ternyata setelah menikah ‘fisik dia’ tidak seperti yang kamu harapkan. Pertanyaannya, pertama, apa yang akan kamu lakukan? Setia dan menerima dia apa adanya atau kecewa dan pergi? Kedua, lebih parahnya lagi, ternyata dia nggak bisa punya anak, nah, apa yang akan kamu lakukan?”
Mr. X  : “Lho, kan pasti ada alasannya kenapa bisa nikah. Kayaknya nggak mungkin segampang itu ninggalin kalau udah nikah. Nikah kan karena udah sayang. Kalau nggak setia, berarti nggak sayang dong? Jadi nggak usah lah yang namanya poligami sama yang lebih cantik. Dan kalau masalah nggak bisa punya anak, itu juga nggak terlalu masalah buat aku. Memangnya nikah itu tujuannya biar punya anak doang? Enggak, kan? Nikah itu buat saling menyayangi dan buat bahagia. Lagian kalau emang pengen banget punya anak, ya adopsi aja...”

Syuuurrrr… berasa ada angin slow motion lewat (haha lebay!). Oke, aku terdiam speechless. Saat aku menceritakannya pada salah satu sahabat cewekku, sebagai cewek dia pun sama speechless-nya kayak aku, dan dia berpikir untuk mengadakan survey kecil-kecilan seperti itu juga.

Nah, yang kayak gitu tuh yang namanya pria. Ya, pria, beda dengan cowok. Pria itu selalu bertanggung jawab dan bijaksana menghadapi apapun walau sesulit apapun itu.

No comments:

Post a Comment