Thursday 27 December 2012

OSKM ITB 2012 (Part II): Diklat Divisi Calon-Taplok



Perjuangan pun berlanjut. Diklat divisi buat anak-anak calon panitia lapangan harus dilalui sekitar lima minggu lamanya. Yeah, statusku sekarang adalah calon taplok (caplok). Diklat caplok lumayan asyik juga sih, tapi menjenuhkan kalau dibandingin sama diklat terpusat. Aku tergabung di kelompok 10-Lorong Waktu. Hahaha, Lorong Waktu tuh nama sinetron religi jadul gitu, jadi total 20 kelompok diklat caplok tuh memang nama kelompoknya bertemakan judul film jadul (Dendam Nyi Pelet, Angling Dharma, Tuyul dan Mbak Yul, Pernikahan Dini, dll…) yang ditentuin sama para pendiklat. Anak-anak kelompok aku asyik-asyik dan gokil-gokil juga! Kalau diklatnya ngapain aja, nggak jauh beda sih sama diklat terpusat, cuma paling materinya itu lebih fokus ke skill taplok. Yang berkesan dan unforgettable dari diklat divisi tuh banyak banget. Aku nggak akan pernah lupa gimana sibuknya kita pas lagi sering-seringnya ada panggilan diklat malam, lari-lari jam 12 malam keliling kampus, tes kuorum yang nyaris selalu gagal dan akhirnya selalu ada tugas konsekuensi, pas harus kumpul di lapangan radar jam 5 subuh (kuorum) buat nyelametin PJ kuorum yang dikeluarin dari caplok gara-gara nggak pernah kuorum, dan banyak lagi deh pokoknya, sampai akhirnya sibuk simulasi-simulasi pas mendekati hari H.

Oh iya, ini nih salah satu tugas konsekuensinya: foto angkatan caplok OSKM ITB 2012...



Dan yang berkesan lainnya yang aku jadiin satu paragraf khusus adalah pengalaman saat makrab caplok. Makrab ini tuh sebenernya salah satu tugas konsekuensi buat satu angkatan. Di sinilah “The power of ‘kepepet’” sangat terasa. Kepanitiaan dsb-nya pun disiapkan dengan serba cepat. Aku bergabung di divisi acara. Di divisi tersebut aku mengajukan diri menjadi PJ Hadiah. Singkat cerita, berlokasi di lapangan SR, malam keakraban yang ditunggu-tunggu itu pun tiba juga. Judul dari makrabnya adalah Cabe Pedazzz: Caplok Bersama Pendiklat Azzzzeekk…!



Daaann… jeng-jeng… semua caplok dan pendiklat caplok pun dibuat terpana oleh malam itu. Kesan persiapan yang serba kepepet itu pun seolah tak pernah ada. Setelah puas main game bareng asyik-asyikan di sore harinya, begitu malam menjelang, semua peserta makrab pun berganti kostum. Kostum setiap kelompok adalah kostum dengan tema yang sesuai dengan nama kelompoknya yang berarti judul film. Karena kelompok aku filmnya garing, Lorong Waktu, ya udah deh sebagian besar cuma pake baju muslim gitu doang. Bayangin aja gimana hebohnya kostum kelompok lain yang film-filmnya tuh kayak Bidadari, Montir-montir Cantik, Saras 008, Misteri Gunung Merapi, dll… wahhh heboh banget! Apalagi suasana didukung dengan hitam-pekatnya lapangan SR di kegelapan malam yang dipermanis lampion-lampion buatan bercahaya kuning yang tersebar di sudut-sudut elegan tertentu. Bulatan-bulatan cahaya lampu senter pun terpancar di sana-sini, sibuk menyoroti kostum dan dandanan para peserta yang tiada habisnya membuat siapapun terhibur. Kami pun makan malam bersama. Setelah itu, rangkaian acara yang keren-keren pun dimulai. Sampai pada akhirnya, tibalah waktunya Fashion Show dari tiap-tiap empat orang perwakilan kelompok. Acaranya heboh banget! Mereka berlenggak-lenggok di atas red carpet yang seolah menjadi catwalk betulan malam itu. Musik sesuai soundtrack film pun menggema selama Fashion Show. Akhirnya, best costume pun jatuh kepada Mak Lampir dan Saras 008. Setelah photo booth masing-masing kelompok, acara pun berakhir sekitar tengah malam. Inilah photo booth aku bareng temen-temen kelompok Lorong Waktu J



Selain semua yang berkesan itu, aku pun harus merelakan banyak event yang juga berkesan. Dua event penting yang terpaksa banget aku nggak ikut adalah forbas dan pelantikan panitia lapangan. Sungguh sayang sekali, Saudara-saudara! Dua event tersebut bisa dikatakan sebagai klimaksnya dari serangkaian diklat ini, dan karena suatu hal aku terpaksa tidak bisa mengikutinya. Ya sudah lah, walaupun tidak ikut pelantikan dan tidak mendapat slayer (sedih bangeetttttt…!), secara otomatis aku pun terlantik secara tidak langsung. Kini, aku bukan lagi caplok, tetapi taplok J

No comments:

Post a Comment