Perjuangan pun
berlanjut. Diklat divisi buat anak-anak calon panitia lapangan harus dilalui
sekitar lima minggu lamanya. Yeah, statusku sekarang adalah calon taplok
(caplok). Diklat caplok lumayan asyik juga sih, tapi menjenuhkan kalau
dibandingin sama diklat terpusat. Aku tergabung di kelompok 10-Lorong Waktu.
Hahaha, Lorong Waktu tuh nama sinetron religi jadul gitu, jadi total 20
kelompok diklat caplok tuh memang nama kelompoknya bertemakan judul film jadul
(Dendam Nyi Pelet, Angling Dharma, Tuyul
dan Mbak Yul, Pernikahan Dini, dll…) yang ditentuin sama para pendiklat.
Anak-anak kelompok aku asyik-asyik dan gokil-gokil juga! Kalau diklatnya
ngapain aja, nggak jauh beda sih sama diklat terpusat, cuma paling materinya
itu lebih fokus ke skill taplok. Yang
berkesan dan unforgettable dari
diklat divisi tuh banyak banget. Aku nggak akan pernah lupa gimana sibuknya
kita pas lagi sering-seringnya ada panggilan diklat malam, lari-lari jam 12
malam keliling kampus, tes kuorum yang nyaris selalu gagal dan akhirnya selalu
ada tugas konsekuensi, pas harus kumpul di lapangan radar jam 5 subuh (kuorum)
buat nyelametin PJ kuorum yang dikeluarin dari caplok gara-gara nggak pernah
kuorum, dan banyak lagi deh pokoknya, sampai akhirnya sibuk simulasi-simulasi
pas mendekati hari H.
Oh iya, ini nih salah satu tugas konsekuensinya: foto angkatan caplok OSKM ITB 2012...
Dan yang berkesan
lainnya yang aku jadiin satu paragraf khusus adalah pengalaman saat makrab
caplok. Makrab ini tuh sebenernya salah satu tugas konsekuensi buat satu
angkatan. Di sinilah “The power of
‘kepepet’” sangat terasa. Kepanitiaan dsb-nya pun disiapkan dengan serba
cepat. Aku bergabung di divisi acara. Di divisi tersebut aku mengajukan diri
menjadi PJ Hadiah. Singkat cerita, berlokasi di lapangan SR, malam keakraban
yang ditunggu-tunggu itu pun tiba juga. Judul dari makrabnya adalah Cabe Pedazzz: Caplok Bersama Pendiklat
Azzzzeekk…!
Daaann… jeng-jeng…
semua caplok dan pendiklat caplok pun dibuat terpana oleh malam itu. Kesan
persiapan yang serba kepepet itu pun seolah tak pernah ada. Setelah puas main game bareng asyik-asyikan di sore
harinya, begitu malam menjelang, semua peserta makrab pun berganti kostum.
Kostum setiap kelompok adalah kostum dengan tema yang sesuai dengan nama
kelompoknya yang berarti judul film. Karena kelompok aku filmnya garing, Lorong
Waktu, ya udah deh sebagian besar cuma pake baju muslim gitu doang. Bayangin
aja gimana hebohnya kostum kelompok lain yang film-filmnya tuh kayak Bidadari, Montir-montir Cantik, Saras 008,
Misteri Gunung Merapi, dll… wahhh heboh banget! Apalagi suasana didukung
dengan hitam-pekatnya lapangan SR di kegelapan malam yang dipermanis lampion-lampion
buatan bercahaya kuning yang tersebar di sudut-sudut elegan tertentu. Bulatan-bulatan
cahaya lampu senter pun terpancar di sana-sini, sibuk menyoroti kostum dan
dandanan para peserta yang tiada habisnya membuat siapapun terhibur. Kami pun
makan malam bersama. Setelah itu, rangkaian acara yang keren-keren pun dimulai.
Sampai pada akhirnya, tibalah waktunya Fashion
Show dari tiap-tiap empat orang perwakilan kelompok. Acaranya heboh banget!
Mereka berlenggak-lenggok di atas red
carpet yang seolah menjadi catwalk betulan
malam itu. Musik sesuai soundtrack
film pun menggema selama Fashion Show.
Akhirnya, best costume pun jatuh
kepada Mak Lampir dan Saras 008. Setelah photo
booth masing-masing kelompok, acara pun berakhir sekitar tengah malam. Inilah photo booth aku bareng temen-temen kelompok Lorong Waktu J
Selain semua yang
berkesan itu, aku pun harus merelakan banyak event yang juga berkesan. Dua event
penting yang terpaksa banget aku nggak ikut adalah forbas dan pelantikan
panitia lapangan. Sungguh sayang sekali, Saudara-saudara! Dua event tersebut bisa dikatakan sebagai
klimaksnya dari serangkaian diklat ini, dan karena suatu hal aku terpaksa tidak
bisa mengikutinya. Ya sudah lah, walaupun tidak ikut pelantikan dan tidak
mendapat slayer (sedih bangeetttttt…!), secara otomatis aku pun terlantik
secara tidak langsung. Kini, aku bukan lagi caplok, tetapi taplok J
No comments:
Post a Comment