Well, sebelum dimulai,
numpang narsis dulu yaa… aku mau share oleh-oleh foto OSKM yang dijepret
langsung sama anak-anak LFM saat Open House Unit (OHU) ITB 2012. Inilah aku,
Caesar (sayang banget Lia nggak bisa ikut…), dan maba-maba kelompok 68 tercinta…
Yap! Dari sejak awal
ikutan OSKM sampai selesai, banyak banget pengalaman dan pelajaran berharga
yang kami dapatkan. Bayangkan saja, dari diklat terpusat sampai hari-H OSKM
memakan waktu sampai dua bulan lamanya. Selama dua bulan itu, kami benar-benar
merasa menjadi mahasiswa seutuhnya. Semakin hari, kami pun menjadi semakin
mengerti apa itu mahasiswa, bagaimana sebenarnya seluk-beluk kemahasiswaan itu,
dan bagaimana predikat mahasiswa menjadi identitas di dalam diri kami yang
tentunya bukan untuk dibanggakan, tetapi untuk dipertanggungjawabkan.
Motivasi pertamaku
saat mengambil keputusan untuk mengikuti OSKM adalah untuk memperluas network dan mengembangkan soft skill; mengembangkan pola pikir;
serta menambah wawasan. Pada akhirnya, ternyata aku merasa OSKM sudah memberiku
semua itu. Arti networking yang
merupakan salah satu dari potensi mahasiswa itu bukan sekadar menambah teman
yang tentunya berbeda-beda jurusan saja, tetapi lebih dari itu, kami pun
dituntut untuk mampu mengeksplorasi pemikiran kita tentang potensi-potensi
jurusan yang ada dari teman-teman kita tersebut untuk selanjutnya dapat bekerja
sama di masa depan menciptakan inovasi-inovasi baru. Soft skill pun tanpa disadari akan semakin terasah dengan
kegiatan-kegiatan selama diklat, terutama saat sedang berdiskusi dan brainstorming bersama-sama. Communication skill yang dibarengi etika
pun semakin terlatih. Kepercayaan diri dalam berkomunikasi dan bekerja sama
dengan banyak orang pun ikut terlatih juga. Tentunya, soft skill apapun menjadi sangat berguna untuk kehidupan kita
setiap harinya, terutama untuk ke depannya.
Ternyata, lebih dari
itu semua, aku pun mendapat banyak manfaat lain. Sebagai seorang Taplok, aku
pun mendapatkan banyak skill Taplok
yang sangat berguna untuk kehidupanku. Pertama, kesigapan, kepemimpinan, dan
kedisiplinanku semakin terlatih dengan latihan-latihan fisik yang juga membuat
bugar. Hal tersebut berkaitan juga dengan manajemen waktu dan efisiensinya.
Kedua, pemahamanku tentang kepribadian manusia dan cara menghadapinya semakin
matang. Tentu saja aku berharap bisa lebih bijaksana lagi dalam bersikap dan
menghadapi semua orang yang sangat berbeda satu sama lainnya, dan lebih bagus
lagi kalau seandainya aku bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan disegani
banyak orang. Ketiga, kedewasaan yang merupakan esensi dasar dari seorang Taplok
pun semakin terasah. Seorang Taplok harus tahu kapan dia harus serius dan kapan
harus bercanda. Taplok juga harus pandai dan bijak menghadapi berbagai situasi
dan masalah yang menghadang, mengambil keputusan untuk mencari solusi, dan
menjalankan solusinya.
Well, setiap apapun kegiatan positif yang
kita ikuti, tentunya selalu mendatangkan manfaat kepada kita. Di samping itu,
kita pun harus bijaksana memilah-milah yang negatifnya. Be wise J
No comments:
Post a Comment