Thursday 27 December 2012

OSKM ITB 2012 (Part IV): Esensi Ikutan Jadi Panitia OSKM



Well, sebelum dimulai, numpang narsis dulu yaa… aku mau share oleh-oleh foto OSKM yang dijepret langsung sama anak-anak LFM saat Open House Unit (OHU) ITB 2012. Inilah aku, Caesar (sayang banget Lia nggak bisa ikut…), dan maba-maba kelompok 68 tercinta…






Yap! Dari sejak awal ikutan OSKM sampai selesai, banyak banget pengalaman dan pelajaran berharga yang kami dapatkan. Bayangkan saja, dari diklat terpusat sampai hari-H OSKM memakan waktu sampai dua bulan lamanya. Selama dua bulan itu, kami benar-benar merasa menjadi mahasiswa seutuhnya. Semakin hari, kami pun menjadi semakin mengerti apa itu mahasiswa, bagaimana sebenarnya seluk-beluk kemahasiswaan itu, dan bagaimana predikat mahasiswa menjadi identitas di dalam diri kami yang tentunya bukan untuk dibanggakan, tetapi untuk dipertanggungjawabkan.

Motivasi pertamaku saat mengambil keputusan untuk mengikuti OSKM adalah untuk memperluas network dan mengembangkan soft skill; mengembangkan pola pikir; serta menambah wawasan. Pada akhirnya, ternyata aku merasa OSKM sudah memberiku semua itu. Arti networking yang merupakan salah satu dari potensi mahasiswa itu bukan sekadar menambah teman yang tentunya berbeda-beda jurusan saja, tetapi lebih dari itu, kami pun dituntut untuk mampu mengeksplorasi pemikiran kita tentang potensi-potensi jurusan yang ada dari teman-teman kita tersebut untuk selanjutnya dapat bekerja sama di masa depan menciptakan inovasi-inovasi baru. Soft skill pun tanpa disadari akan semakin terasah dengan kegiatan-kegiatan selama diklat, terutama saat sedang berdiskusi dan brainstorming bersama-sama. Communication skill yang dibarengi etika pun semakin terlatih. Kepercayaan diri dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan banyak orang pun ikut terlatih juga. Tentunya, soft skill apapun menjadi sangat berguna untuk kehidupan kita setiap harinya, terutama untuk ke depannya.

Ternyata, lebih dari itu semua, aku pun mendapat banyak manfaat lain. Sebagai seorang Taplok, aku pun mendapatkan banyak skill Taplok yang sangat berguna untuk kehidupanku. Pertama, kesigapan, kepemimpinan, dan kedisiplinanku semakin terlatih dengan latihan-latihan fisik yang juga membuat bugar. Hal tersebut berkaitan juga dengan manajemen waktu dan efisiensinya. Kedua, pemahamanku tentang kepribadian manusia dan cara menghadapinya semakin matang. Tentu saja aku berharap bisa lebih bijaksana lagi dalam bersikap dan menghadapi semua orang yang sangat berbeda satu sama lainnya, dan lebih bagus lagi kalau seandainya aku bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan disegani banyak orang. Ketiga, kedewasaan yang merupakan esensi dasar dari seorang Taplok pun semakin terasah. Seorang Taplok harus tahu kapan dia harus serius dan kapan harus bercanda. Taplok juga harus pandai dan bijak menghadapi berbagai situasi dan masalah yang menghadang, mengambil keputusan untuk mencari solusi, dan menjalankan solusinya.

Well, setiap apapun kegiatan positif yang kita ikuti, tentunya selalu mendatangkan manfaat kepada kita. Di samping itu, kita pun harus bijaksana memilah-milah yang negatifnya. Be wise J

No comments:

Post a Comment