Jadwal kuliah lagi padat-padatnya. Ujian Tengah Semester
atau Akhir Semester pun tinggal menghitung hari. Parahnya, bapak-ibu dosen bukannya
menyetop tugas, tetapi malah lebih sadis memberikannya. Mungkin akal-akalan
buat nilai tambahan kali ya, biar nggak usah diremed (hahahaa diremed? emangnya
SMA!). Belum lagi, di tengah hectic-nya
suasanya, sang makhluk bernama praktikum pun tetap jalan dan sang jurnal pun
tetap minta dikerjakan. Akhirnya, para mahasiswa pun mengutuk apa saja yang
terlintas di pikirannya, “Ah cape…” ;
“Aduh bete…” ; “Please deh stress bangetttttt…” ; “Aaaaaaaaa…” ; dan lain-lain deh pokoknya. Tapi ujung-ujungnya,
selesai jugalah si semester itu dengan penuh perjuangan dan bela-belain belajar
bareng teman-teman.
Tak lama kemudian, IP keluar. Yang
IP-nya bagus hatinya berbunga-bunga, dan yang IP-nya jelek pun langsung move on memaksakan bahagia karena tidak
mau bersedih buang-buang waktu liburan (hahahaaa ini nulis artikel atau
empiris, sih?). Akhirnya, liburan yang amat dipuja dan ditunggu-tunggu itu
datang juga!
***
Katanya sih liburan. Harusnya sih liburan itu bahagia. Tapi
kok ini malah terkapar tak berdaya di tempat tidur? Please deh, makanya kalau udah tahu single, jangan coba-coba menghabiskan waktu liburan dengan berdiam
diri di kamar, karena nanti malah terbuang sia-sia liburannya. Kecuali, kalau
Kau memang orangnya disiplin, bisa jaga komitmen, dan selalu siap action menjalankan semua proyek liburan
produktifmu walau sendirian dan walau di kamar sekalipun.
Namun, tetap saja sebenarnya berdua itu lebih baik daripada
sendiri. Bertiga pun lebih baik daripada berdua. Demikianlah seterusnya… Yang
ingin ditekankan di sini adalah, pada dasarnya ada waktu-waktu tertentu yang
memang kita butuh untuk sendirian, namun
di sisi lain, banyak pula waktu sendirian tersebut yang tidak tepat guna, yang
seharusnya lebih efektif bila bersama-sama.
Aku nggak ngerti sama orang yang suka nggak ada kerjaan pas
lagi liburan, terus orang itu malah diam di rumah. Masih bagus kalau di
rumahnya main bareng adik, bantuin ibunya ngurus rumah, atau bantuin bapaknya.
Ini malah kerjaannya di kamar melulu. Main game
lah, main HP, tiduran nggak jelas, atau keluar kamar pun paling cuma ngambil
makan. Aku yakin dalam keadaan kayak gitu, sebahagia apapun orang itu pasti
sebenarnya jenuh dan stress juga.
Aku pernah baca sesuatu, katanya, “Semakin lama seseorang berada di dalam kesendirian, maka semakin
tinggi pulalah tingkat stress yang melandanya.” Kalau dipikir-pikir memang
bener sih. Kalau aku pribadi, setiap liburan pasti ujung-ujungnya sibuk juga,
selalu aja ada yang harus dikerjain. Ya bagus deh daripada nggak jelas gitu.
Nah, tapi, walaupun misalnya produktif pun, di saat proyek yang dikerjakannya
itu dikerjakan sendiri dan waktunya lama, hati ini pun menjadi kesepian
(hehee…). Beda kalau misalnya proyek liburannya itu acara kampus yang
melibatkan orang banyak yang akhirnya tanpa disadari sosialisasi pun secara
natural akan berlangsung. Biasanya, tingkat stress pun akan menurun. Yeayyyy…
ini baru namanya liburan! Sendirian saja bisa produktif, apalagi dengan
orang-orang! Liburan memang harus produktif, tetapi lebih dari itu, liburan
harus membahagiakan. Makanya suka heran sama yang betah jadi anak kamar selama
liburan. Kalau liburannya tiga bulan, berarti anti-sosial selama tiga bulan
juga dong? Gila stress banget tuh…
Event liburan tadi adalah satu contoh saja,
contoh lainnya pasti banyak banget. Di saat di rumah ditinggal sendirian
sementara di luar sedang hujan bercampur petir, listrik padam, udah mau nangis
aja, kemudian ayah dan ibu pun pulang, tingkat stress pun berubah menjadi
kehangatan keluarga. Di saat kuliah begitu padat dan tiba-tiba ada teman lama
yang mengajak hang out dan
ketawa-ketawa sebentar, tingkat stress pun turun drastis dan menyalakan api
semangat baru. Di saat besok ada ujian Kalkulus dan ternyata si dia nyemangatin
kita, tingkat stress pun menjelma menjadi bola-bola cinta. Hehehe… beda kan,
orang yang bahagia dan nggak bahagia? Mau sendirian? It’s okay… setiap orang tentu butuh saat-saat untuk menyendiri, tapi
kalau sendiriannya lama-lama, nggak yakin bisa bahagia.
No comments:
Post a Comment